Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Cerpen - Stasiun Juanda


Hatiku berdebar debar seraya ingin lepas dari tempatnya, kakiku tidak henti-henti nya bergerak kesana kemari menandakan kegugupan yang melanda diriku saat ini. Dengan sebatang coklat coki coki yang sudah habis dan masih saja ku gigit, aku menunggu kehadiran sessosok pria yang sedang ku tunggu, alasan dari semua rasa gugupku.
Dan aku melihat ke arah samping kiri dan kanan tidak ada tanda-tanda dia datang, aku segera mengecek ponsel blackberry-ku, “sial!! dia belum membaca bbm ku” bicara ku di dalam hati. Dan aku mulai kesal dengan keterlambatan dia, keringatku pun sudah mulai berjatuhan di setiap lantai stasiun yang sedang aku lewati, hari itu sangat panas sekali, dan itu mungkin menjadi penyebab aku marah-marah saat ini. Aku menunggunya sudah lebih dari 20 menit, detik pun terasa begitu sangat lama dari biasanya.
O ia aku belum memperkenalkan diriku sendiri, namaku Lisa aku bersekolah di salah satu sekolah kejuruan di jakarta, dan pria yang sedang aku tunggu-tunggu bernama Michael, aku dan dia hari ini berencana untuk bertemu, tapi yang kalian tahu dari tadi, dia pun belum menandakan akan menjemputku di stasiun.
“Lisa!!!, cepat!” seru dia memanggilku dari kejauhan, “maaf aku lama tadi aku mandi dulu, pas kamu bilang udah di stasiun, hehe” dengan semua kekesalanku yang tadi sudah sangat meluap, tiba-tiba saja hati ini serasa terhipnotis akan sesosok pria yang telah membuatku menunggu sendirian di stasiun yang terkenal banyak jambretnya ini. Dia mengenakan sebuah kaos berkerah warna merah maroon dan sepatu converse, dirinya benar-benar terlihat seperti baru saja mandi, dia memboncengku dengan motor vario berwarna biru tua, kita menuju tempat temannya dia yang juga temanku, “eh, ciyeee…” seru mereka yang melihatku dan michael datang dari kejauhan.
Aku dan michael pun masuk ke dalam rumahnya dan mengobrol tentang kegiatan ku, dan kenapa kita bisa menjadi dekat seperti sekarang. “Saa…” panggil dia, “iya?” hatiku mulai berdebar seperti di stasiun tadi ah sial umpatku dalam hati, pasti dia ingin bicara tentang apa yang sama-sama kita rasakan sekarang ini, memang sih aku dan dia sudah dekat emmm mungkin lebih dari seminggu, awalnya pun aku tidak begitu dekat dengan dia, karena pribadiku yang tidak begitu gaul di sekolah dan selalu menetap di kelas. “kamu mau minum apa?” Tanya dia padaku, “enggak deh, hehe aku belum haus” tenggorokan aku serasa mengerti kegugupan yang sedang melanda tubuhku ini, haha aku bisa salah tingkah jika terus menerus dilihat seperti ini, hari yang terik itu sama sekali tidak membuatku lapar atau merasakan haus sekalipun, jika teman temanku tidak segera masuk aku bakalan tambah jadi salah tingkah nih!, pikirku.
Kedua temanku yang sedang mengutak atik motornya diluar pun segera masuk ke dalam rumah juga, “alhamdulillah, akhirnya gak jadi salting juga aku,” pipiku memerah saat michael memegang tanganku terus menerus, “kamu gak apa-apa lis?” Tanya dia padaku, “umm enggak kok, gak apa-apa.” Hati ini seakan ingin mengatakan bahwa aku menyukai dia, karena kita sudah satu minggu saling memberikan perhatian yang sangat lebih dari sekedar teman, dan dia pun pernah bilang dia menyukaiku, dan ternyata dia salah sangka selama ini menganggapku sombong atau angkuh, ya aku memang seperti ini. Aku seakan dibuat bingung akan hari ini, tadi saat di stasiun aku kesal karena dia sangat lama menjemputku, tapi sekarang hari ini berlalu sangat cepat, hari pun sudah tidak secerah tadi pagi, dan aku pun belum merasakan apapun, aku hanya ingin duduk disini bersama pria yang telah membuat aku naik Kereta Comutter Line dari kalibata sampai Juanda.
“kamu gak haus lis? Atau kamu lapar?”, tanya dia penuh semangat, “ah tidak, aku tidak ingin apa-apa” yakinku padanya. “kamu lucu,” senyumnya membuatku seperti melayang ke langit-langit rumah, hahaha. “lucu gimana?” Rasa penasaranku muncul, “ya lucu aja gak mau minum gak mau makan, eh aku tinggal sebentar ya” dia berbicara sambil jalan ke pintu depan, fikirku mau apa ini anak? Beberapa menit kemudian dia kembali dengan dua kaleng pocari sweat, “nih kamu minum, nanti dehidrasi lagi!” perintahnya “iya iya, aku minum” dalam hatiku ah sial aku sama sekali tidak suka dengan minuman ini, menurut ku rasanya seperti keringat unta arab, batinku dalam hati. Dengan berpura-pura meminumnya, mataku pun memperhatikan tingkah lakunya yang menurutku juga sangat aneh, haha! Dia juga salting, senangku dalam hati.
Hari mulai sore, dan akhirnya aku memberanikan untuk mengajak dia berfoto, “eh foto yuk!”
“ayuukk…” senangnya mungkin dalam hati. Akhirnya aku memotret momen yang tak akan aku lupakan untuk 20 tahun mendatang ini, eh mungkin lebih dari 20 tahun, karena aku ingin mengenangnya. Tak disangka-sangka ternyata dia juga suka foto! Sekitar 3 sampai 4 foto ku ambil hari ini bersama dia, hari mulai gelap. Aku pun segera berpamitan pada dua temanku lainnya untuk segera pulang karena hari sudah mulai gelap. “aku anterin ya ke stasiun,” seru michael, sambil memegang tanganku seakan tidak ingin berpisah “hari ini cepat banget yah sa..” senyumnya, “iya yah cepet banget” sedihku dalam hati.
Dia parkirkan motornya di parkiran Stasiun Juanda tempat tadi aku menunggu selama 20 menit. Aku segera membeli tiket kereta arah kalibata, seakan dia hatiku pun tidak ingin pulang atau naik kereta, seakan dia pun mengerti dengan apa yang aku rasakan saat ini, faktanya dia pun merasakan hal yang sama. aku pun segera menuju tempat tunggu kereta, “hati-hati yah” ucapnya padaku “iyah makasih ya, untuk hari ini…” senyumku padanya.
Tidak lama kemudian dia mengirimiku bbm “hati hati ya lis, makasih buat hari ini, kabari aku terus ya” ahhh senyumku dalam hati, aku pun mulai menyadari semuanya, yaps! Menyadari jika aku menyukai michael, semua perbuatannya yang membuat aku merasa spesial di matanya dan semua tingkah aku konyol kita hari ini membuatku sangat sangat bahagia hari ini, walaupun hari ini aku harus berpanas panasan dan berdempet dempetan di dalam kereta, aku rela menukar semua penderitaanku, hanya untuk bertemu dia lagi.
Stasiun juanda adalah tempatku bertemu dengan seseorang pria yang membuatku tertawa saat aku menangis, membuatku tertawa, menangis dan membuatku bahagia. Yaps mungkin ini hanya sebuah cerita konyol tentang betapa aku bisa menyukainya walupun dia sudah membatku jengkel hari ini dan dongkol sekali!! Hahahaha betapa konyolnya aku.
Dan sekarang pun aku dan dia sudah hampir 6 bulan dekat, ya semoga saja sampai nanti sampai mati ya, itu membuatku sadar jika mencintai seseorang akan membutuhkan sebuah pengorbanan di awal dan di sepanjang perjalanan kisah kalian, karena di saat kalian sudah berhenti berjuang, disitu juga kalian akan pelan pelan kehilangan sosok yang membuat kalian bahagia di suatu hari, tempat dan waktu, semua yang kalian di dunia ini butuh perjuangan.
Cerpen Karangan: Dinda Suwignyo

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar