Namaku ria, aku adalah seorang siswa kelas 1 SMP di salah satu SMP favorit di kotaku.
Pagi itu, aku sedang menunggu angkot di pinggir jalan, tiba-tiba ada seorang cowok berbaju seragam dengan motor maticnya berhenti di sampingku. “kamu ria kan?” “aku kakak kelas kamu di sekolah, mau ke sekolah kan? Bareng aja yuk..” tanpa basa basi aku pun langsung ikut naik motor dengannya untuk pergi ke sekolah bersama. Di jalan, hatiku terasa berdebar-debar, karena melihat wajahnya yang begitu tampan dan bersinar-sinar yang terpantul di kaca spion motornya..
Sejak saat itu aku mulai menyukai kakak kelas itu..
Pagi itu, aku sedang menunggu angkot di pinggir jalan, tiba-tiba ada seorang cowok berbaju seragam dengan motor maticnya berhenti di sampingku. “kamu ria kan?” “aku kakak kelas kamu di sekolah, mau ke sekolah kan? Bareng aja yuk..” tanpa basa basi aku pun langsung ikut naik motor dengannya untuk pergi ke sekolah bersama. Di jalan, hatiku terasa berdebar-debar, karena melihat wajahnya yang begitu tampan dan bersinar-sinar yang terpantul di kaca spion motornya..
Sejak saat itu aku mulai menyukai kakak kelas itu..
Suatu hari tepatnya hari valentine, OSIS di sekolahku mengadakan kegiatan yang dinamakan “telegram cinta”, kegiatan itu memungkinkan seseorang yang ingin mengirimkan hadiah kepada seseorang yang ia dambakan tanpa diketahui identitasnya. Aku pun segera mendaftarkan diri untuk mengikuti kegiatan itu agar aku bisa memberikan hadiah kepada kakak yang aku suka itu tanpa diketahui. Aku sangat senang melihat ekspresi kakak itu ketika menerima hadiah dariku, ia terlihat begitu gembira.
Akhirnya waktu ujian nasional pun tiba, aku sangat sedih karena tidak dapat meihat wajah tampannya lagi sejak itu. Kemudian tiba saatnya untuk hari perpisahan, kakak itu terlihat jauh lebih tampan karena memakai kemeja putih dan celana hitam yang dipadukan dengan sepatu kets berwarna hitam dan terlihat begitu keren. Aku tak bisa menahan air mata ketika mereka menyanyikan lagu perpisahan, aku sangat ingin menghampiri kakak itu dan menyatakan perasaanku padanya tapi aku rasa itu tidak mungkin.
Semenjak itu, aku sudah tidak pernah bertemu dengan kakak itu lagi, dia juga jarang mampir ke sekolah jadi aku tidak bisa melihat wajah tampannya lagi kecuali kita berjodoh dan dipertemukan tuhan suatu saat nanti.
Cerpen Karangan: Vinda Mambo
0 komentar:
Posting Komentar