Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Cerpen - Secret Admirer


“Aku lihat dia tadi lho sama temen kelasnya” begitu pesan singkat yang masuk ke ponselku. Aku hanya diam di sudut kamar. Aku ingin melihatnya, dia seseorang yang tak mungkin aku sentuh, dia yang sulit untuk aku miliki. Panggil saja dia Sya’iz. Anak otomotif di sekolahku, ya di sekolahku Ada SMA dan SMK, aku SMA dan jurusan IPA sedangkan dia SMK jurusan otomotif. Bisa dibilang aku adalah secret admirer dari Sya’iz. Kenapa? Karena aku menyukainya, dan dia tak tau sedikit pun tentang itu. Kami tak saling mengenenal. Tapi aku suka dia. Karena? Karena dia begitu berbeda.
“Dira.. cepat makan malam dulu” panggil mama dari balik pintu kamar. Aku tak menjawab dan langsung menuju ruang makan.
Hari ini hari Senin, dan malasnya lagi harus upacara. “Ra, baris sini aja” Ucap Dea sambil menarik lenganku ke barisan paling belakang. “Lihat deh itu, si Sya’iz baris di belakang juga, dari sini kamu bisa leluasa memandang dia” Ucapnya lagi, aku hanya mengangguk dan tersenyum membalasnya.
Sudah 1 tahun aku menyukainya, dan selama itu juga semua ini hanya jalan di tempat, kita tidak saling tahu. Aku hanya bisa memandangnya dari kejauhan, dari jarak yang tak mampu kugapai. Sya’iz? Juara 2 di kelasnya, anak yang sholeh dan pendiam. Itulah kesimpulan yang aku dapat setelah 1 tahun menjadi secret admirernya. Kriteria aku sekali hahaa..
Sepanjang upacara dia khusyu mengikutinya. Aku? Khusyu memperhatikannya.
“mau sampai kapan ra kaya gini?” Tanya Dea lagi setelah upacara selesai. “Dea, kamu tau kondisinya, aku gak mungkin dong tiba tiba nelpon dia lalu basa basi hay dan sebagainya ke dia” terangnya Pada Dea yang sedari tadi sibuk memainkan rambut panjangku. “Jadi kamu butuh perantara?” Tanyanya. Aku hanya menangguk malas. “Semangat dong” ucapnya latang sambil menepuk nepuk pundakku. Dea memang sahabat terbaikku. Dia mengerti apa yang aku mau, dan dia selalu Ada saat aku butuh dia.
Percakapan itu seminggu berlalu, dan hari ini adalah hari kedelapan setelah percakapan itu.. “Dira, mau ngasih apa ke aku” Tanya Dea tiba tiba di ujung telpon. “Ada apa Dea?” Tanyaku penasaran. “Cepetan dicatet ya” ucapnya lagi.
“Iya apa sih?” Tanyaku masih bingung.
“08123456xxx”
“Nomor siapa Dea?”
“Nomor Sya’iz, Good Luck yaah Dira sayaaang”
Tuut tuuut tuuut
Aku diam, lalu bingung. Apa yang harus aku lakukan? Ku ambil handphone, ku buka text message lalu ku tulis sebuah pesan singkat yang aku sendiri tak yakin harus diisi apa.
To: Sya’iz
Sya’iz?
Beberapa lama kemudian.. drrt.. drrttt… hpku bergetar.
Kubuka perlahan dan ku lihat disana Ada sebuah pesan balasan dari sya’iz.
Aku tersenyum dan harus mikir akan ku balas apa selanjutnya…
Cerpen Karangan: Dieny Rahmi Kumala

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar