Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Cerpen - Love In Work


(Gubrak) tiba tiba aku terbangun dari tempat tidur. “busyet sudah jam berapa ini” spontan selimut aku lemparkan dari tubuhku… hari ini adalah hari jumat, dimana hari terakhir team TEKS (triputra executif kaizen sistem). wily salah satu team TEKS yang paling aku kagumi, dia dikirim triputra sebagai ketua team TEKS dharma Group, dan aku bekerja di dharma group.
Dengan tergesa gesa aku mengendarai sepeda, di persimpangan jalan temenku sudah menunggu, kami memang biasa berangkat dengan tergesa gesa, tapi aku paling tidak suka telat.
“mbae, mau langsung berangkat apa beli makan dulu?” tia dengan nada tergesa gesa juga. “udah gak usah beli maem tia, udah gak keburu, tinggal 10 menit lagi, dari pada gak boleh masuk sama security” jawabku.. serentak aku sama tia tersenyum lebar, karena aturan di PT kami tidak boleh telat, kalau telat harus menunggu di luar gerbang dulu sampai senam selesai.
“tia, hari ini pak willy terakhir” dengan ekspresi sedih. “mbae mbae, ngapain sih mikirin pak wily, dia juga gak mikirin mbae”… (tia sama ana sedikit kurang suka kalau aku kagum sama pak willy, mungkin karena dia orang padang, berpendidikan, jutek, dingin dan mungkin kurang ramah). “iya ya tia” aku agak cemberut soalnya responnya tidak seperti yang aku harapkan.
Setelah sampai di PT, aku meletakkan sepedaku berjajar dengan sepeda tia, seperti yang sudah di umumkan kemarin, hari ini adalah hari terakhir team TEKS.
Hari berakhirnya TEKS bebarengan dengan STO (stok opname: penghitungan stok akhir bulan) bulan agustus tanggal 30 tahun 2013.
“sebel banget sih, hari terakhirnya pak willy malah bareng sama STO bulanan ku, hadoeh pasti aku sibuk deh, kan jadi gak bisa curi curi pandang pak wily, “dalam hati sambil berjalan menuju finger scan buat absen… “mbae” tia menyapaku membuyarkan pikiranku tentang pak willy. “apa tiul” dengan gugup dan memanggil dengan panggilan akrab. “tuh pak willy lagi sibuk banget, kayaknya dia udah datang dari pagi”, “mana” dengan girang sambil mencari sosok tubuh yang jangkung dan kurus, “itu di situ” sambil nunjuk arah pak willy yang sedang sibuk di area warehouse (area di mana aku bekerja dan pak willy adalah ketua team yang bertugas meng improvement warehouse). aku melihat dengan seksama kesibukannya, dia memang sangat sibuk dengan pekerjaannya, apalagi ini adalah hari terakhir team nya mengimprove dan menunjukan hasil kepada petinggi petinggi dharma dan triputra.
Tanpa aku duga, tiba tiba pak willy melihatku sambil tersenyum simpul. seluruh tubuh ini bergetar tidak karuan, tapi aku tahu dan sadar kalau senyumnya hanyalah senyum biasa yang tidak mengandung makna apapun. mungkin hanya sekedar senyum supaya tidak mau di anggap sombong, dan senyum supaya kalau butuh sesuatu tentang warehouse mudah mendapatkan infonya dari aku. tapi aku tetep membalas senyumnya. “teeeet” bunyi bel PT yg menandakan masuknya jam kerja dan diawali senam terlebih dahulu. “ayo tia, kita senam” sambil menarik tangan tia menjauh dari pak willy. (gubrak) “aaaah” aku tersandung handclif di depanku. “mbae, lagi kenapa? ngelamun pak willy ya?”. aku langsung mencubit lengan tia “hadoeh tia jangan keras keras, nanti pak willy dengar”. “iya iya mbae” sambil tersenyum ngeledek. ternyata pak willy melihat aku tersandung, tapi dia hanya tersenyum.
Hari jumat saatnya senam dengan irama poco-poco. aku dan tia sudah berjajar sesuai baris yang di garis kan PT. ana baru menghampiri kita setelah senam seperempat di mulai, ini adalah kebiasaan ana, mungkin ada sesuatu yang dikerjakan terlebih dahulu, misalkan makan, nyapu, ngepel, atau bahkan telat. kedua temenku ini jagonya telat di PT. kalau ana, mungkin karena jarak jauh. tapi, kalau tia pasti kesiangan.
“rina, tia” kebiasaan ana menyapa kami, “haiii” kami pun kompak dalam menjawab sapa ana. tia menceritakan kejadian tadi ke ana. mereka menertawaiku, “udah dong tia, ana, aku kan malu” sambil memberi isyarat mulut di tutup ke mereka. “iya iya” mereka kompak. kita melanjutkan senam yang dari tadi tidak mengikuti alur musiknya.
Setelah selesai senam dan brefing 10 menit, aku langsung bergegas menuju tempat kerja ku. STO membuatku tak mempedulikan apa pun yang di sekelilingku termasuk pak willy, dan sepertinya pak willy tak kalah sibuknya dariku. pekerjaanku begitu banyak, apalagi di tambah patner kerjaku yang sedang cuti.
“rin, liat pak willy tuh, sibuk banget. “ana melintasi tempat kerjaku sambil menyapaku, “biarin na, aku juga lagi pusing banget ni, patner aku ga masuk, heheh” “oh ya udah met kerja ya kawan” ana menyemangati aku.
Kini tibalah puncak dari team TEKS menunjukan hasil dari kerjanya selama 3 bulan di PT ku. semua pemegang dan orang orang petinggi dharma dan petinggi TRIPUTRA berkumpul, mereka mengelilingi seluruh PT dan termasuk mengelilingi daerah warehouse. jantungku begitu kencang berdegub, sampai tak bisa fokus dalam bekerja karena melihat sosok pak willy yang begitu wibawa memimpin seluruh team mengelilingi PT. aku tahu harus menyelesaikan STO ku secepatnya, tapi aku tetap tidak bisa fokus, mataku hanya ingin melihat pak willy yang begitu hebat di mataku.
Jam kerja hampir selesai, tapi aku belum bisa menyelesaikan pekerjaanku. “waduh gimana nih kerjaanku belum kelar juga, padahal kan ini hari terakhir pak willy, masa aku gak ngucapin perpisahan,” kata kata yang selintas muncul di benakku.
“rin besok kamu lembur nyelesain STO ya..” pinta mba rani admin warehouse.. “iya mba, maaf ya” sedikit gak enak, soalnya baru kali ini aku tak menyelesaikan dengan tepat waktu. “ya udah gak papa, tapi besok masuk dan di selesaikan ya” sambil meninggalkan aku.
“teeeet” bunyi bel pulang, aku bergegas membereskan tempat kerjaku. “pak willy kok gak keluar dari ruangan sih, aku kan pengen ketemu, ya setidaknya aku pengen ngucapin sampai jumpa lagi” dalam hati sambil senyum senyum.
“mba rin, ayo pulang, apa mau nongkrong dulu?” tanya tia.. “eeemmmm, entar dulu tia, aku pengen liat pak willy bentar boleh gak, jangan pulang dulu ya” sambil memohon, “hadoh mbae, udah deh gak usah mikirin pak willy, dia gak mungkin mikirin mbae..” “tapi tia” sedikit kecewa. “rin, tia, ayo pulang, nongkrong dulu yuk” “mba ana, mba rina lagi galau nih, mau say goodbay dulu sama pak willy, hahah” “ih apaan si tia” sambil manyun. “rina beneran suka pak willy” ana dengan expresi serius karena aku paling susah buat suka cowok.. “heheh, gimana ya na” tanyaku, tapi ana hanya diam..
“mbae, itu pak willy keluar, aku panggil ya, pak wiiillyyy…” “tiaa!!!” spontan aku langsung menutup mulut tia. “ayo buruan pulang” aku langsung meminta pulang tanpa melihat wajah pak willy, dan aku gak tau dia dengar atau tidak. tapi tia sama ana mengikuti aku pulang karena mereka hanya tahu aku suka sebatas kagum.
Sabtu dan minggu hari yang sangat membuatku galau memikirkan pak willy. sampai ke bawa mimpi 2 kali tentang pak willy, aku menangis kenapa merasakan rasa perih kehilangan orang yang baru mulai aku sayang. tapi aku harus berusaha menyembunyikan rasa di hatiku, pak willy dah benar benar pergi jauh, tak akan pernah kembali.
Hari senin ku sambut dengan senyuman, aku selalu menyemangati diri sendiri, semua ku anggap hanya mimpi, kemarin yang tidak ada, menjadi ada dan tidak ada lagi, itu hanya sebuah mimpi, aku mulai bekerja seperti biasanya, tapi patner ku tahu kalau aku lagi sedih walau expresiku selalu ceria
“tuh liat siapa yang di post security” sambil menunjukan kepadaku, “apa” penasaran dan aku langsung melihat arah yang ditunjukan patnerku, aku kaget melihat pak willy berjalan mau melintasiku, aku yang sedang membereskan mejaku tak kuasa berdiri. jantungku berdegup sangat kencang, rasanya senang banget ketika merasa kemarin hari terakhir melihatnya dan tak akan pernah bisa melihat lagi ternyata muncul di depan mata.
“pagi mba rina” menyapaku. aku tak mampu menjawab, hanya bisa memberi senyum termanisku. hari ini pak willy mau mengemasi seluruh barang barangnya. seharian aku tak melihat dia keluar dari ruangannya, sampai aku pulang dan menunggu pun, dia tak kunjung keluar, aku kecewa.
Hari selasa pagi aku mendapat info dari admin ku kalau pak willy kemarin sudah benar benar pergi dari sini. dia menuju tempat kerja nya lagi. tapi dia memberikan nomor telefon sama pin BB nya ke mba rani supaya di kasihkan ke aku, aku tidak tahu harus senang apa sedih, percuma punya nomer telefon, dia sudah jauh, dia juga berasal dari jauh, dia sangat sibuk, apa aku harus mengganggunya?
Cerpen Karangan: Rina Ariyani

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar