Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Cerpen - Seekor Makhluk Sebuah Desa


Pada suatu hari Law (karakter utama) mendapat kabar dari kepala desa Viva tentang seekor makhluk misterius yang menghuni danau di desa tersebut, makhluk tersebut selalu memakan korban setiap malamnya, terlebih sekitar jam 10 – 1 pagi. Kejadian terebut bermula ketika ada anak kecil yang bermain di sekitar pinggir danau tersebut jam 10 malam, ketika itu dia sedang mencari mainannya yang terjatuh di sekitar danau tersebut, lalu dari kejauhan dia melihat seberkas cahaya kuning yang remang-remang, cukup menarik, dia pun mendekatinya dan setelah itu tidak ada kabar lagi tentang dirinya, kejadian ini sangat membuat kaget penduduk desa, pasalnya, belum ada kejadian negatif tentang danau tersebut, memang danau tersebut merupakan tempat dimana penduduk desa bisa bersantai, memancing mencuci dan lain-lain.
Tentang bagaimana wujud makhluk tersebut memang tidak ada yang tahu pasti, namun para petua desa terdahulu pernah menyebutkan, bahwa ada sesosok monster dalam danau tersebut, tetapi tidak mengganggu, namun sekarang cerita tersebut sudah hampir pasti tentang keberadaan makhluk misterius tersebut, sebelumnya tidak ada yang mengindahkannya. Para dukun di desa tersebut telah dipanggil untuk mendeteksi makhluk itu, tapi setelah menerawang ke dalam danau, dukun tersebut tiba-tiba saja demam tinggi, dan akhirnya meninggal dunia 2 hari setelah itu. Dan ini seolah-olah seperti nasib sial bagi desa tersebut, tiap malam ada saja yang mati, semua penduduk ketakutan, dan kepala desa (Dwig) langsung menulis surat permohonan dan juga mendatangi langsung kerajaan Law. Sesampainya disana, dia langsung menemui kediamaan Law dan menjelaskan semua kejadian yang menimpa desanya, Law terlihat sangat simpatik, dia pun bersedia membantu untuk membunuh “monster” tersebut. Law pun menjamu Dwig dengan makanan-minuman yang serba wah diiringi musik-musik lembut yang terkesan agung, mereka berbincang-bincang dengan santai, terlihat keakraban di antara kedua orang tersebut, lalu setelah beberapa jam berbincang-bincang, Dwig pun pamit pulang ke desanya, Law langsung mengantar Dwig ke gerbang utama kerajaannya, disitu anggota Dwig sudah menunggu dengan menunggangi seekor kuda putih yang anggun, dan Dwig pun pamit dan pulang sore itu.
Malamnya, Law mengumpulkan semua pasukan di kerajaannya di lapangan utama. Terlihat betapa banyaknya pasukan yang terdiri dari manusia, hewan dan makhluk-makhluk setengah manusia, Law kemudian menerangkan kejadian yang menimpa desa Viva di depan seluruh pasukannya, dan Law menegaskan siapapun yang dipanggil untuk mengawal dan membantu Law adalah orang terbaik dan mereka harus siap dengan segala resikonya. Setelah berpikir-pikir panjang dan mempertimbangkan semuanya, Law memanggil Magoichi kedepan, Magoichi adalah ahli senjata api, dan menguasai keterampilan menembak yang sangat mengagumkan, Magoichi juga asisten setia Law yang dimana hampir setiap misi Law dia selalu dibawa untuk menemani Law, Magoichi telah meraih banyak medali dan penghargaan di Kerajaan Law, dan kerajaan-kerajaan lain, dan setelah sampai di depan, Magoichi memberi salam hormat untuk Law dan berdiri di samping Law. Law kemudian memanggil Guan Yu, wah, ini jangan ditanya lagi, seorang Jendral dengan skill bertarung setara dengan dewa, dijuluki dewa perang, dihormati kawan maupun lawan, Guan yu berjalan ke depan dengan gagah, seluruh orang yang ada disitu membungkukkan badan memberi hormat, bahkan Law pun ikut memberi hormat kepadanya. Setelah itu Law menunjuk Bryan, seorang cyborg, badan anti peluru, dapat mendeteksi yang gak kasat mata, menguasai keterampilan menembak yang dengan mudahnya bisa menghancurkan sebuah tank baja dengan beberapa tembakan saja. Lalu Law menunjuk Leo, Si Singa yang berdiri tegak, yang tidak mempan diserang senjata tajam maupun senjata api, dengan tinggi 2,50 meter, otot-otot yang menonjol, mampu berbicara, sekali terkena benturan pukulan Leo setara dengan ditabrak mobil dengan kecepatan 80km/jam. Terus Law menunjuk Musashi, seorang samurai hebat dan belum pernah dikalahkan, mempunyai kecepatan mengelak dan menyerang yang tidak bisa dilihat. Dan yang terakhir Law menunjuk King, dia pegulat bertopeng macan, dengan samurai di pinggulnya, dia menyandang gelar orang terkuat no.2 di kerajaan tersebut dan merupakan raja dari Law di kehidupan sebelumnya, kekuatannya sangat diperhitungkan, bahkan Law hanya sekali menang bertarung melawannya. Dan setelah semua orang terpilih telah dipanggil kedepan, law memanggil Draco, sang naga kendaraan pribadi Law, yang dapat berubah ukuran antara 15 meter sampai – 0.05 meter, mempunyai ruang kendali di dalam tubuhnya tapi masih mempunyai kesadaran, yang masuk ke dalam tubuhnya dapat diperkecil sesuai kebutuhan. Dan datanglah draco, Law dan semua pasukan pamit kepada seluruh anggota kerajaan dan Law pun meminta untuk menjaga kerajaan bersama sementara Law pergi, dan malam itu juga mereka berangkat menggunakan naga tersebut.
Malam itu, di bawah sinar bulan yang bersinar lembut, mereka terbang di atas hutan-hutan yang gelap, hari sedikit gerimis, perjalanan ke desa itu memakan waktu 2 hari. Di dalam naga tersebut mereka terlihat santai menikmati musik dan makan sambil menikmati rintik-rintik suara hujan yang membuat tubuh rileks, Law dan Guan Yu duduk di bagian atas naga, di bagian kemudi, sedangkan yang lain duduk di bawah.
Dua hari sudah berlalu, sore itu mereka tiba di desa Viva, dan Law mendaratkan Draco di depan pintu masuk desa tersebut, langsung saja semua penduduk desa kaget dan ketakutan, maklum, mereka tidak pernah melihat binatang terbang seperti naga apalagi mereka sedang ditimpa kekhawatiran karena makhluk danau tersebut, dan setelah Law menginjakkan kaki di desa itu barulah mereka tahu bahwa ada manusia yang menguasai makhluk tersebut, Dwig (kepala desa) keluar, karena melihat penduduknya berkerumun di depan pintu utama masuk desa, dan langsung saja setelah melihat Law dia memberi isyarat kepada seluruh penduduk untuk memberikan salam hormat kepada anggota Law. Karena hari masih sore, Dwig dan bersama penduduk lainnya menjamu Law di Balai utama desa Viva, mereka pun saling berkenalan dan berbicara santai, Dwig juga menceritakan bahwa danau tersebut jaraknya sekitar 8 km ke arah belakang desa ini. Danau tersebut terletak di dalam hutan belantara desa tersebut, penduduk desa biasa memasuki hutan tersebut sekedar mencari kayu bakar atau memetik buah, tak terasa 4 jam sudah berlalu, jam Balai Desa menunjukkan pukul 9.25 malam. Dan dengan menggunakan kuda, Dwig menuntun Law yang berada dalam Draco menuju ke danau itu, seluruh penduduk desa ikut pergi dengan membawa obor dan berbagai senjata tajam, Law mengikuti dari belakang penduduk. Dan setelah hampir setengah jam sampailah mereka di danau tersebut, mereka berhenti di pos jaga yang berada 100 meter dari pinggir danau. Law dan yang lain kemudian turun dan menjelaskan kepada Dwig untuk menjaga jarak 1km dari danau tersebut, Dwig dan penduduk desa yang lain lalu pergi meninggalkan danau dan berhenti tepat kira-kira 1km dari danau. Law pun memasuki Draco untuk kemudian diperkecil hingga ukuran 0.05 meter, ini dimaksudkan agar mereka bisa menyusup ke dalam danau tersebut dan juga supaya tidak menimbulkan pergerakan yang mencurigakan yang mungkin akan memancing kemarahan makhluk tersebut.
Dan mereka pun masuk ke dalam danau tersebut, ternyata, tidak ada yang bisa dilihat dalam danau itu, bahkan tidak terlihat ikan di dalamnya, gelap sekali, mereka tidak tahu dimana utara, dimana selatan. Di dalam kendali, Guan Yu memasang Headphone yang dapat mendengarkan frekuensi suara hingga 2 Hertz, dan di bawah yang lain juga memonitor pergerakan di dalam danau tersebut. Law kemudian mengaktifkan Nightvision untuk melihat dalam danau tersebut, namun tetap saja tidak ada yang dapat dilihat selain kegelapan, dan Law pun kembali mematikan Nightvision karena merasa tidak ada yang berbeda. Mereka menunggu, namun tidak ada pergerakan mencurigakan di danau itu, Law lalu mengontak Dwig untuk memberikan tumbal untuk dilempar ke danau itu untuk memancing keluar monster tersebut, sekitar 6 menit Dwig lalu mengabarkan dia bersama 2 yang lain sudah tiba di pos jaga dan siap untuk melempar sapi ke dalam danau tersebut, dan Law beserta yang lain bersiap-siap untuk memasang tanda pada tubuh monster tersebut agar terlihat di radar mereka. Terdengar suara sapi berteriak kemudian terdeteksi gelombang danau tersebut, ini bukan gelombang karena pergerakan monster itu, tetapi hanya gelombang yang diakibatkan oleh sapi yang masuk ke dalam danau tersebut.
Tiba-tiba saja dari jarak sekitar 20 meter, bagian bawah kendali mendeteksi ada pergerakan yang mencurigakan yang makin lama makin mendekat, Guan Yu pun mendengar suara dengkuran aneh yang tidak salah lagi merupakan dengkuran makhluk tersebut, dan setelah gelombang pergerakannya makin membesar, Law bersiap untuk mengelak untuk menghindari tabrakan, namun secara tiba-tiba saja, naga yang dikendarai Law tersebut tertabrak dan terhempas ke arah lebih dalam lagi danau tersebut, namun mereka berhasil memasang tanda kepada monster tersebut dan akhirnya monster tersebut dapat dideteksi radar. Memang sepertinya monster tersebut berwarna hitam gelap, walaupun sudah tahu pasti dimana monster tersebut berada, Law tidak melihat apa-apa dalam danau tersebut, dan Law pun mengarahkan kemudi untuk mendekati monster tersebut, tapi tiba-tiba monster tersebut seakan ingin balik ke tempat dia berdiam sebelum memakan sapi tumbal tadi, dari arah berlawanan Law segera mempercepat lari Draco untuk menghindari tabrakan, mengingat ukuran naga yang diperkecil sulit untuk menghindari monster danau yang besar itu. Tetap sulit rasanya, meskipun telah dipasang tanda, monster tersebut tetap tidak jelas bentuknya, dan sesuatu yang aneh pun terjadi, monster tersebut hilang tiba-tiba di dalam radar, Law kemudian memerintahkan seluruh pasukan untuk memasang pengaman ekstra di bangku mereka, agar tidak terhempas dan menimbulkan kerusakan di ruang kendali. Tiba-tiba Law melihat sepasang sinar kuning yang cukup menyilaukan dan… mereka pun terhempas ke atas danau, yang tadi seperti kepala monster tersebut, soalnya Draco mengatakan ada sepasang tanduk yang menabrak tadi, sontak saja seluruh pasukan kaget, tanduk? apakah monster ini semacam banteng atau biri-biri? Tapi mengapa bisa berukuran sangat besar?
Jam di kemudi menunjukkan pukul 11.10 malam, sempat terpikir oleh Law untuk menunggu pagi saja supaya terlhat jelas apa yang ada di dalam danau itu, Dwig mengontak Law untuk menanyakan bagaimana, tapi Law menjelaskan tidak ada perubahan apa-apa tetapi monster tersebut memiliki tanduk di kepalanya, Dwig pun meminta untuk memutuskan kontak agar Law tidak lengah dengan pergerakan selanjutnya. Leo pun berbicara melalui microphone yang ada di ruangannya untuk mencoba serangan pancingan berupa bola api yang dapat dikeluarkan dari mulut Draco, betapa menakjubkan ide tersebut, mengapa tidak dari tadi saja? agar tidak memakan tumbal hidup, Leo juga menjelaskan agar Draco diperbesar hingga ukuran 5 meter, agar monster tersebut mengetahui ada yang masuk ke dalam danaunya, Leo juga menjelaskan untuk mengeluarkan berbagai suara yang dapat mengganggu monster tersebut, Law sangat takjub dengan ide tersebut, karena Law merasa meskipun monster itu tahu bahwa ada makhluk lain dalam danau itu, dia mungkin tidak akan bisa menyerangnya karena seperti kita, danau tersebut tidak dapat memperlihatkan apa-apa kecuali kegelapan, lalu Leo membantah, dan mengatakan “Coba tuan ingat dulu, bukannya tadi ada sepasang sinar kuning? Menurut saya itu adalah mata monster tersebut, monster itu tampaknya memang sudah mempunyai kemampuan untuk melihat di danau tersebut” katanya, Law pun akhirnya sadar dan berpikir bahwa Leo memang benar, dan Law pun berpikir Leo tidak mau menghabis-habiskan waktu dan langsung melancarkan serangan untuk memancing keluar monster itu, soalnya, mau ditunggu lama-lama pun monster tersebut masih saja bergerak secara tidak terduga, dan kemudian Law memperingatkan sekali lagi untuk memasang safety, keadaan sekarang berubah menjadi tegang. Draco menjadi sebesar 5 meter, dan menembakkan bola api beserta suara dengkuran yang cukup kuat, bola api ditembakkan secara membabi-buta ke segala arah, tiba-tiba semua pasukan mendengar suara pekikan yang kuatnya mengakibatkan gelombang besar di danau itu, Draco terombang-ambing. Seluruh pasukan di ruangannya masing-masing merasakan jelas pergerakan yang sangat cepat ke arah naga yang mereka kendarai itu, lalu Leo merasakan sudah saatnya mengibaskan ekor Draco, lalu dia pun mengendalikan ekor Draco untuk mengibas dan memang tepat, kibasan tersebut membentur ke sesuatu seperti tanduk diikuti suara pekikan yang keras, tapi monster tersebut tidak terhempas, lalu Law melihat lagi sepasang sinar kuning itu, dan tiba-tiba Draco mengatakan ada yang menggigitnya, dan benar, Law tidak dapat mengemudikan Draco, pertarungan yang sesungguhnya telah dibuka.
King memberikan tombol racun untuk mengeluarkan racun dari badan Draco agar monster tersebut keracunan, dan monster tersebut pun akhirnya menelan racun tersebut, tapi, bukannya melepaskan gigitan, monster itu makin menguatkan gigitannya, King mengeluarkan beberapa racun berbahaya seperti racun king kobra, dan kalajengking merah, di ruang kendali King terdapat beberapa kategori racun dari berbagai macam racun hewan-hewan beracun. Namun monster tersebut tetap tidak melepaskan gigitannya, tetapi setelah beberapa menit, monster tersebut melepaskan gigitannya, dan Leo pun memerintahkan Law untuk memperbesar badan Draco sampai ke tingkat maksimal, setelah diperbesar Leo langsung mengarahkan ekor Draco untuk melilit kepala monster tersebut, dan Leo pun kemudian memerintahkan seluruh pasukan untuk melemparkan monster tersebut keluar Danau, dan monster itu pun terlempar keluar danau, namun belum sempat menyusul keluar danau, monster tersebut balik lagi ke dalam danau dan menggigit Draco serta menggoyang-goyangkan kepalanya seakan ingin memutuskan badan Draco, sekali lagi Leo mengarahkan ekor Draco untuk melilit kepala monster tersebut dan juga sekali lagi Leo memerintahkan seluruh yang ada di dalam Draco untuk menghempaskan monster tersebut, ide Leo tersebut memang sangat beresiko karena antara Draco dan monster itu saling mengikat satu sama lain, tapi mereka tetap mematuhinya. Keduanya berhasil keluar dari danau, tarikan antara keduanya mengakibatkan putaran besar di udara, wujud dari monster tersebut ternyata juga berupa naga hitam yang besar, tapi mempunyai sayap, berbeda dengan Draco yang seperti ular, keduanya jatuh di atas pos jaga dan menghancurkan pos jaga tersebut, lalu Guan Yu yang berada di samping Law menyarankan untuk keluar dari Draco, “Sebaiknya kita keluar saja dari Draco, biarkan Draco sendiri yang mengendalikan dirinya, sementara Draco bertarung, kita dapat menyusun strategi penyerangan” katanya, Law pun menyetujui ide tersebut dan segera mengarahkan Draco jauh dari danau tersebut agar mereka dapat turun dengan aman, namun monster itu tetap mengejar Draco, tetapi kecepatan Draco 2 kali lipat dari monster tersebut sehingga bisa meninggalkan monster itu jauh di belakang, setelah sampai di tempat aman Law dan pasukan lainnya cepat-cepat turun dan Law pun menyuruh Draco untuk berbalik arah menghantam monster yang sedang mengejar Draco.
Magoichi dan Bryan maju, dengan maksud menembak kaki naga itu, kemudian mereka pergi menuju ke tempat monster dan draco berkelahi. Sesampainya disana Magoichi menembak kaki kanan dan Bryan menembak kaki kiri, yang mana menimbulkan kemarahan besar monster itu, sehingga monster itu pun mengeluarkan bola api dari mulutnya, Blasss… Magoichi dan Bryan berhasil mengelak, bola api mengenai satu pohon besar dan akhirnya menghanguskan pohon itu. Guan Yu mengambil alih, dia berlari menuju monster itu, tetapi secara tidak terduga monster tersebut mengeluarkan bola api, dan, terhempaslah badan Guan Yu, sehingga dia terkapar, bajunya koyak, kini ia hanya bertelanjang dada. Law yang melihat ini langsung membatalkan strategi dan menyuruh semua pasukan untuk menyerang monster tersebut. Leo yang tengah berlari dengan nekat melompat ke kepala monster itu, dia ingin membutakan mata monster itu, namun belum sampai di kepala monster itu, Leo ditangkap tangan monster itu, kemudian dimakan, dan ditelan. Law kali ini benar-benar panik, semua pasukan berteriak, namun sosok Leo sudah tidak terlihat lagi. Law dan yang lain marah besar, termasuk Guan Yu, yang kemudian Guan Yu berlari dan melompat ke arah mulut monster tersebut dengan maksud untuk membuka mulutnya menggunakan tombak yang dia pegang, namun seperti Leo, tangan monster tersebut langsung mengayun ke arah Guan Yu, tapi Guan Yu sadar, dan dia pun salto sambil mengayunkan tombaknya, memotong tangan monster tersebut, sehingga tangan monster itu langsung putus! Sangat dramatis.
Kini Draco menyerang monster tersebut, lalu monster tersebut mencekik leher Draco dan kemudian melemparkannya ke Danau, Draco pun tenggelam jauh di dalam danau. Law mengeluarkan golok andalannya, kemudian berlari menuju ke monster tersebut, namun monster tersebut mengeluarkan bola api lagi, kini semua pasukan terkapar setengah sadar. Draco yang tenggelam tadi langsung terbang keluar danau dan menyerang monster itu dari arah belakang, hampir kena! tapi monster itu segera mengayunkan ekornya sehingga Draco pun tertampar ekor tersebut, dia pun jatuh ke tanah. Monster itu menginjak tubuh Draco dan memukulnya habis-habisan, sekarang nyawa Draco sudah tidak bisa diprediksi lagi, semua pasukan kini tengah terkapar setengah sadar. Di dalam perut monster itu, Leo terbangun, dia tetap tenang dan tidak panik, lalu meraba-raba karena sangat gelap, dia menyadari yang dia raba itu adalah isi perut monster itu. Leo pun mencakar-cakar, menarik, serta memukul-mukul dengan membabi buta. Monster tersebut berteriak keras, kali ini lebih keras, serta memuntahkan Leo, Leo pun jatuh ke tanah dengan keras. Monster itu masih berteriak seakan benar-benar geram, dan Leo pun mengambil tongkat Guan Yu lalu melemparkannya ke arah mulut monster itu, tombak itu menembus kerongkongan dan tulang leher belakang monster itu, dan dalam beberapa detik, monster itu pun tewas. Semua pasukan sontak berteriak dan langsung bangkit, gembira bukan main, terlihat dari wajah mereka, senyum kemenangan, dengan seluruh keberanian dan pengorbanan, mereka bersama membunuh monster itu, Leo pun berterima kasih kepada seluruh pasukan. Mereka semua saling berpelukan, Law memeluk Leo dan Law pun berterima kasih kepada Leo, Leo lalu membalas sikap Law tersebut dengan berkata “Terima Kasih tuan, karena kalau tanpa kepandaian dan kepemimpinan tuan dalam mengatur pasukan, kita tidak akan menang, sekali lagi terima kasih atas semua keberanian dan pengorbanan tuan yang telah membakar semangat saya” katanya, mereka berdua seperti sahabat lama yang bertemu kembali, lalu tiba-tiba King berteriak, “Ayoo pulang dari sini kita minum-minum di kerajaan untuk merayakan kemenangan ini!”. Law pun berteriak “Yaa!!” dan kemudian memanggil Draco untuk kembali ke Desa Viva.
Leo tertegun akan ide Law untuk kembali ke desa, lalu dia berkata “Sebaiknya penduduk desa kita panggil kemari, agar mereka tahu bagaimana wujud monster ini, kalau kembali ke desa, mungkin mereka akan menanyakan bagaimanakah wujud monster ini, dan banyak pertanyaan lainnya, dan pada akhirnya kita akan kembali lagi kesini, mengapa tidak sebaiknya kita hubungi saja Dwig untuk memanggil seluruh penduduk desa kemari, maaf tuan, tidak ada maksud memerintah, Saya hanya menyarankan” katanya, Law yang mendengar kata-kata Leo tanpa berpikir panjang dan memang perkataan Leo tidak dapat dipungkiri mengandung pemikiran yang mendalam, lalu Law segera menghubungi Dwig, kepala desa. Mereka pun segera mengeluarkan bekal-bekal yang memang mereka bawa untuk mereka makan dan duduk sembari menunggu kedatangan Dwig bersama penduduk desa.
Pertarungan yang panjang itu memakan waktu berjam-jam, dan kini matahari yang sebelumnya tidak tampak segera menampakkan diri untuk memberikan kehangatannya, dan gelap pun berganti terang, dari kejauhan terdengar suara hentakkan kaki yang diperkirakan banyak jumlahnya, akhirnya, Dwig bersama penduduk desa sudah tiba. Penduduk desa sangat terkejut dengan rupa makhluk yang sangat besar tersebut, makhluk itu memang tampak sangat menyeramkan, dengan kulit yang hitam, cakar yang sangat tajam, baru kali ini mereka melihat ada makhluk seperti itu. Tiba-tiba monster tersebut bergerak! seluruh penduduk teriak dan belarian, tak terkecuali Dwig dan Law, mulut monster tersebut menganga lebar dan dari dalam mulutnya keluarlah kepala yang berwarna putih, badan monster yang hitam tersebut tiba-tiba sobek dan muncullah tubuh yang sama dengan warna putih, makhluk tersebut bereinkarnasi menjadi Naga berwarna putih, raut muka naga tersebut berbeda dengan sebelumnya, kali ini lebih menyejukkan. Law segera menghunuskan goloknya dan tiba-tiba saja naga tersebut berkata “Jangan, letakkan kembali golokmu pada tempatnya, senjata tidak akan membawa kedamaian, senjatalah yang menyebabkan perang, kau bisa menggunakan senjata untuk tujuan yang baik, namun tetap menghasilkan pertumpahan darah” katanya dengan suara yang dalam, mendengar ini seluruh penduduk desa terkejut bercampur tenang karena kali ini naga tersebut memancarkan kesejukkan, seluruh orang yang berada disana mengetahui bahwa naga tersebut tidak akan berbuat jahat. Naga itu lalu membuka mulutnya dan di dalam mulutnya terdapat sebuah mutiara yang berwarna putih menyala, lalu dia memberikan mutiara tersebut kepada Leo, Leo menolaknya namun naga tersebut segera memegang pundak Leo dan mengatakannya “Singa yang kuat dan bijaksana, kau pantas mendapatkannya, mutiara ini dinamakan mutiara kecerdasan, aku tidak asal pilih orang, karena aku mengerti kaulah yang paling pantas menerimanya” katanya, lalu Leo membalas “Tapi..” dan naga tersebut segera tersenyum dan memotong perkataan Leo “Kau pantas menerimanya” tegasnya, lalu Leo pun menerima mutiara tersebut, semua orang masih terbengong-bengong, lalu naga itu pun berkata “Maafkan akuu penduduk desa, karena wujudku yang lalu telah banyak melukai kalian, dan sekarang aku berjanji, akan mengorbankan jiwa dan ragaku untuk melindungi desa ini” tegasnya.
Cerpen Karangan: Guido Gusthi Abadi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar