Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Cerpen - Ketika Hujan Turun


Kenangan bersama orang yang pernah kita sayang tidak akan pernah terlupa begitu saja. Kadang kala kita mengingatnya di waktu-waktu tertentu. Namun, jangan terus terpaku pada kenangan itu karena semua itu masa lalu yang tak akan bisa terulang lagi.
Sore ini hujan cukup lebat mengguyur kota Surabaya. Terlihat seorang gadis termenung di balkon kamarnya sembari menatap hujan yang tak kunjung reda semenjak siang tadi. Pandangannya kosong ke arah depan. Sesekali air matanya jatuh, memorinya memutar kejadian-kejadian yang terjadi di masa lampaunya.
“Dhea, aku serius kamu mau gak jadi pacar aku?” ucap Alex.
“tapi Lex, kita baru kenal bagaimana mungkin kamu bisa mengatakan semua itu” ujar Dhea.
“aku juga tak tahu Dhea, yang jelas perasaan ini ada sejak pertama aku mengenalmu di toko buku waktu itu”
“tap, tapi aku gak yakin sama semua ini Alex. Aku butuh waktu”
“aku akan tunggu sampai kapan pun itu Dhe”
“bisa kamu tunggu aku hingga tiga hari kedepan?” tanya Dhea.
“apapun itu Dhe” jawab Alex.
Dhea tersenyum “aku ada kelas, bye Lex” ucapnya kemudian meninggalkan Alex di kantin dan berjalan menuju kelasnya.
“kamu kemarin kemana Ky?”
“kemarin aku di rumah aja kok Dhe, memang kenapa?”
“kamu gak bohong sama aku kan Ricky?” ujar Dhea tak yakin.
“ya enggak lah, kan kamu tahu sendiri kalau aku kemarin lagi gak enak badan. Emang kenapa sih Dhea?” tanya Ricky.
“kemarin ada temenku lihat kamu jalan sama mantan kamu, kamu ada hubungan sama mantan kamu lagi?” lirih Dhea.
“ya ampun Dhe, aku gak mungkin kayak gitu. Kemarin aku beneran gak kemana-mana. Lagian mantan yang mana sih?”
“udahlah Ky, kamu jujur aja. Kamu ada hubungan kan sama dia”
“Dhea dengerin aku. Aku gak ada hubungan apa-apa sama mantan aku, aku sayang sama kamu Dhe”
“kamu bohong Ky, aku tahu itu”
“kamu gak percaya sama aku Dhe”
“aku udah capek ngertiin kamu terus Ky, capek. Kamu udah sering boongin aku selama ini Ky. Aku mohon kali ini kamu jujur sama aku”
“Dhea, aku udah jujur sama kamu, aku beneran gak ada apa-apa sama mantan aku. Kalau kamu masih gak percaya sama aku mendingan kita putus aja”
“oke kalau itu mau kamu. Aku bener-bener kecewa sama kamu Ky” ucap Dhea kemudian beranjak dari bangku taman.
“kita udahan aja Vin”
“kenapa Dhea?” sahut Vino.
“aku gak sanggup lagi pertahanin hubungan ini Vino, kamu gak pernah peduli” jelas Dhea.
“oke kalau itu mau kamu Dhe, maaf bukannya aku tak peduli lagi, tapi aku menjaga perasaan sahabatku” ujar Vino.
“maksud kamu?”
“tentu kamu mengetahuinya Dhe, Leo menyukaimu”
“Leo?”
“iya Leo, dia juga pernah kan mengutarakan perasaannya ke kamu”
“iya, tapi aku menolaknya Vin, jadi apa hubungannya dengan dia?”
“aku mau menjaga perasaan Leo, Dhe”
“hmm oke. Itu mau kamu Vin, menjaga perasaan temanmu tapi tak bisa menjaga perasaanku. Ini yang dulu kamu sebut sayang Vin?”
“bukan itu maksud aku Dhea, lebih baik aku mengalah demi dia”
“oke Ham, thanks buat semuanya” ujar Dhea kemudian meninggalkan Vino di Cafe tempat favorit mereka.
“kenapa sih aku belum bisa lupain semua tentang kalian semua” gumam Dhea sangat pelan.
“kamu kenapa Dhea?” seseorang menepuk pundak Dhea. Dhea tersadar dari lamunannya, dan berbalik.
“eh kak Rendy ngagetin aja, gak apa-apa kok kak”
“yakin? Kakak perhatiin dari tadi kamu ngelamun terus loh ngeliatin hujan”
“huft” Dhea menghela nafas berat kemudian mengalihkan pandangannya keluar.
“kamu ada masalah? Cerita aja sama kakak” pinta Rendy.
“aku ingat sama mereka terus kak” Rendy mengernyit tak paham. Dhea yang melihat ekspresi kakakknya langsung melanjutkan kata-katanya.
“setiap hujan turun aku pasti ingat sama mereka kak”
“mereka siapa maksud kamu Dhe?” tanya Rendy.
“mantan-mantanku” jawab Dhea singkat.
“Alex, Ricky, dan Vino?” tebak Rendy. Dhea mengangguk pelan.
“lupakan mereka Dhe, hidup kamu harus terus berjalan meski tanpa mereka” ujar Rendy.
“aku tahu itu kak, tapi sulit. Hujan selalu mengingatkan aku tentang mereka”
“bisa kamu cerita kenapa kamu ingat mereka saat hujan?” pinta Rendy.
“Alex mengutarakan perasaannya saat hujan turun dan dia pergi begitu saja tanpa alasan, Ricky, orang yang paling aku sayang pergi saat hujan baru saja reda hanya karena keegoisanku, dan Vino, orang yang membuat aku bisa melupakan Ricky, dia pergi saat hujan turun kak. dari situlah aku gak bisa melupakan mereka apalagi setiap kali hujan turun”
“kakak mengerti perasaan kamu sayang, tapi apa kamu mau hidup dalam bayang-bayang mereka semua?” Dhea menggeleng.
“makanya kamu harus bisa lupain mereka, mereka juga belum tentu memikirkan kamu Dhea”
“huft, kakak benar. Sudah saatnya aku melupakan semua tentang mereka. Tapi apa aku bisa kak?”
“pasti bisa, kamu harus yakin kalau kamu bisa lupa semua tentang mereka”
“tapi hujan…”
“jangan pernah menatap hujan lagi biar kamu gak ingat sama mereka. Sibukin diri kamu terutama saat hujan turun” Rendy memotong ucapan Dhea
Dhea tersenyum “thanks kak” ucapnya kemudian memeluk kakak laki-lakinya itu.
“sama-sama Dhea” sahut Rendy membalas pelukan Dhea.
Cerpen Karangan: Aisyah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar