Pagi itu merupakan hari yang sangat cerah untuk bersekolah, Putra pun langsung berangkat dengan motor kesayangannya ke sekolah secepat kilat seperti menantang maut. Sesampainya di parkiran sekolah, putra melepas helmnya dan langsung berjalan ke arah teman-temannya yaitu Randi dan Arif. Mereka bertiga adalah gank cowok yang populer di sekolah mereka. Karena sifat mereka yang dingin, menakutkan dan pembuat masalah mereka bertiga disebut sebagai Tiga Malaikat Maut, dengan wajah di atas rata-rata atau bisa di bilang mereka keren.
Saat istirahat Putra, Randi dan Arif sedang mengobrol di luar kelas. Lalu Zizi pun lewat bersama Kesha yang baru balik dari kantin, Zizi adalah murid pindahan dari Bandung yang baru pindah tadi pagi. Tidak sengaja permen karet yang di buang oleh Putra mengenai rambut Zizi sehingga sulit untuk di lepaskan.
“Hwaa apaan nii?” tanya Zizi.
“Coba sini aku liat, waah itu ada permen karet nyangkut di rambut kamu” sambil membantu Zizi melepaskan permen karet dari rambut Zizi.
“Heh siapa yang melempar permen karet ini ke rambutku?” omel Zizi ke arah Tiga cowok yang ada di hadapannya.
“Sudah tenang ya Zi” memegang jajanan dia dan Zizi sambil menenangkan Zizi.
“Lho ini anak baru dari Bandung itu kan, berani sekali dia” ucap Arif.
“Hey aku tidak merasa melempar permen karet itu ke rambutmu, mungkin rambutmu yang seperti tempat sampah sehingga permen karet itu ingin menempel di rambutmu” jawab Putra.
“Hahaha…” tawa mereka bertiga.
“Arrgghh awas kau ya” kesal Zizi ingin menghajar Putra.
“Sudah-sudah Zi ayo kita ke kelas dan membersihkan rambutmu” ucap Kesha lalu menarik Zizi.
“Coba sini aku liat, waah itu ada permen karet nyangkut di rambut kamu” sambil membantu Zizi melepaskan permen karet dari rambut Zizi.
“Heh siapa yang melempar permen karet ini ke rambutku?” omel Zizi ke arah Tiga cowok yang ada di hadapannya.
“Sudah tenang ya Zi” memegang jajanan dia dan Zizi sambil menenangkan Zizi.
“Lho ini anak baru dari Bandung itu kan, berani sekali dia” ucap Arif.
“Hey aku tidak merasa melempar permen karet itu ke rambutmu, mungkin rambutmu yang seperti tempat sampah sehingga permen karet itu ingin menempel di rambutmu” jawab Putra.
“Hahaha…” tawa mereka bertiga.
“Arrgghh awas kau ya” kesal Zizi ingin menghajar Putra.
“Sudah-sudah Zi ayo kita ke kelas dan membersihkan rambutmu” ucap Kesha lalu menarik Zizi.
Sejak itu Zizi menjadi kesal dengan Putra dan teman-temannya terlebih oleh sikap mereka yang sok jago-an. Setiap hari selalu ada persaingan antara mereka. Namun ternyata diam-diam Randi jatuh cinta pada Kesha. Sebenarnya Kesha juga sebaliknya, tapi karena Zizi yang sudah sangat membenci Putra dan teman-temannya membuat Kesha tidak enak dengan Zizi.
Saat sedang lari-larian dengan teman-temannya tidak sengaja Putra menabrak Zizi hingga jatuh. Mulanya mereka saling menatap namun tak lama Zizi marah pada Putra dan langsung bangun.
Semenjak itu mereka saling memikirkan satu sama lain dari masalah mereka berdua yang selalu bertengkar dan tidak sadar semangat mereka ke sekolah adalah untuk bertemu walau selalu ada masalah.
Setelah menceritakan hal-hal ini kepada teman-temannya yang sudah berhari-hari ia rasakan, Randi menyarankan Putra untuk nembak Zizi karena hal yang ia rasakan adalah suka pada Zizi. Arif pun setuju dan mereka mempersiapkan rencana untuk Putra menembak Zizi.
Esok hari di sekolah, selesai olah raga saat Zizi ingin mengambil minum di tasnya, ia melihat banyak permen karet di mejanya. Dengan kesal ia mengajak Kesha menemui Putra dan teman-temannya.
“Heh pasti kamu dan teman-temanmu kan yang melakukan ini semua” omel Zizi.
“Bener kan pasti dia langsung datang menemui kamu” ucap Randi pada Putra.
“Sebenarnya apa sih mau kamu?” kesal Zizi.
“Mau aku? Kamu mau tau apa mauku?” jawab Putra.
“Iya apa mau kamu hah” bentak Zizi.
“Mauku kamu jadi pacarku” jawab Putra dan membuat Zizi tertegun.
“Bener kan pasti dia langsung datang menemui kamu” ucap Randi pada Putra.
“Sebenarnya apa sih mau kamu?” kesal Zizi.
“Mau aku? Kamu mau tau apa mauku?” jawab Putra.
“Iya apa mau kamu hah” bentak Zizi.
“Mauku kamu jadi pacarku” jawab Putra dan membuat Zizi tertegun.
Randi dan Arif hanya tersenyum dan Kesha kebingungan. Zizi pun mengajak Kesha pergi karena ia merasa hanya di permainkan, namun tiba-tiba Putra menarik tangannya dan memeluk Zizi di hadapan anak-anak sekolah yang ada di situ.
“Maaf kalau selama ini aku selalu bikin kamu kesal tapi gak sadar itu membuat aku menyukaimu. Aku serius, kamu mau kan jadi pacarku?” tanya Putra.
Dengan hati berdebar-debar dan terikan dari anak-anak di situ untuk menerima Putra, Zizi pun menjawab bahwa ia mau jadi pacar Putra suasana pun menjadi heboh karena air dan api yang selama ini selalu ribut bisa bersatu. Dengan kejadian itu, Kesha dan Randi pun juga akhirnya jadian.
Cerpen Karangan: Lulu Widasari
0 komentar:
Posting Komentar