“gita, walaupun aku kenal kamu Cuma dari facebook, tapi aku ngerasa kita udah cocok. kalau kita chatting kita selalu nyambung, kamu mau jadi pacar ku?” andi mengirimkan pesan ke jejaring sosial facebook ku.
“iya aku ngerti dan aku tahu, tapi aku kurang yakin kalau kita Cuma kenalan di facebook,” balasku kepada andi
“ya udah kalau gitu kita ketemuan aja?!” balasnya.
“emangnya lokasi kamu dimana sekarang. Aku di bogor” balasku.
“wow! Kebetulan rumahku juga di bogor. Emm gimana kalau kita ketemuan di (nama suatu mall)?” balasnya mengajakku ketemuan di suatu mall di daerah bogor.
“emm jangan disana deh kayanya di sana terlalu ramai. Di (nama suatu mall) aja di sana kan baru opening, jadi belum terlalu ramai” balasku.
“ya udah oke, besok ya jam 11 aku tunggu di (nama suatu mall). Oh ya minta nomer kamu dong” balasnya.
“oke. 08777055XXXX itu nomer ku” balasku.
“oke sampai ketemu besok ya”
“iya”
“iya aku ngerti dan aku tahu, tapi aku kurang yakin kalau kita Cuma kenalan di facebook,” balasku kepada andi
“ya udah kalau gitu kita ketemuan aja?!” balasnya.
“emangnya lokasi kamu dimana sekarang. Aku di bogor” balasku.
“wow! Kebetulan rumahku juga di bogor. Emm gimana kalau kita ketemuan di (nama suatu mall)?” balasnya mengajakku ketemuan di suatu mall di daerah bogor.
“emm jangan disana deh kayanya di sana terlalu ramai. Di (nama suatu mall) aja di sana kan baru opening, jadi belum terlalu ramai” balasku.
“ya udah oke, besok ya jam 11 aku tunggu di (nama suatu mall). Oh ya minta nomer kamu dong” balasnya.
“oke. 08777055XXXX itu nomer ku” balasku.
“oke sampai ketemu besok ya”
“iya”
Keesokan harinya aku terbangun dari tidurku, melihat ke arah jam dan ternyata OMG GUE TELAT!. Aku berlari dari ranjangku menuju kamar mandi, memakai baju dan langsung berangkat. Tanpa ku sadari handphone ku tertinggal di atas meja. Sesampainya di mall aku kebingungan mencari handphone ku di tas. Tiba tiba seorang pria menabrakku dari samping, setelah ku tengok aku seperti mengenali wajahnya, wajah yang selalu menemani ku di facebook. Dan benar saja dia adalah Andi. “andi?”. “gita?” tanyaku berbarengan dengannya.
“Kamu andi?” tanyaku lirih
“kamu gita?” tanya andi balik
“iya”. “iya” jawabku berbarengan dengannya. Disana kami berdua hanya tertawa kecil sambil memandang satu sama lain.
“Kamu andi?” tanyaku lirih
“kamu gita?” tanya andi balik
“iya”. “iya” jawabku berbarengan dengannya. Disana kami berdua hanya tertawa kecil sambil memandang satu sama lain.
“emm, jalan yuk?” tanya andi gerogi. Aku hanya menjawabnya dengan senyuman kecil.
“emm git, tadi sms ku kenapa ga dibalas?” tanya andi.
“sory ya di, tadi handphone nya ketinggalan” jawabku lirih
“ohh gitu ya udah gak papa” jawab andi sambil melemparkan senyum nya padaku. Aku pun membalasnya lagi dengan senyum.
“git..” andi mulai berbicara serius padaku.
“iya..” jawabku bingung.
“gimana soal pertanyaan ku tadi malam?” jawab andi gerogi.
“emm, kita kan baru bertemu sekali, jujur saja aku masih ingin tahu dirimu lebih banyak sebelum aku menjawab pertanyaan mu itu.” Jawabku tegas.
“tapi git..” jawab andi lalu ku potong
“aku tidak mau buru buru di” jawabku.
“oh ya udah, ngomong ngomong ini udah sore, kamu bawa kendaraan?” tanya andi
“iya nih, engga bawa, memang kenapa? Jawabku
“bareng sama aku yuk, kebetulan aku bawa motor, tenang aja aku udah punya sim kok” jawab andi meyakinkanku
“tapi aku gak bawa helm” jawabku.
“itu sih gampang kebetulan aku bawa 2 helm” jawab andi
“ya udah tapi benar kan kamu udah punya sim?”
“iya gitaaa”
“emm git, tadi sms ku kenapa ga dibalas?” tanya andi.
“sory ya di, tadi handphone nya ketinggalan” jawabku lirih
“ohh gitu ya udah gak papa” jawab andi sambil melemparkan senyum nya padaku. Aku pun membalasnya lagi dengan senyum.
“git..” andi mulai berbicara serius padaku.
“iya..” jawabku bingung.
“gimana soal pertanyaan ku tadi malam?” jawab andi gerogi.
“emm, kita kan baru bertemu sekali, jujur saja aku masih ingin tahu dirimu lebih banyak sebelum aku menjawab pertanyaan mu itu.” Jawabku tegas.
“tapi git..” jawab andi lalu ku potong
“aku tidak mau buru buru di” jawabku.
“oh ya udah, ngomong ngomong ini udah sore, kamu bawa kendaraan?” tanya andi
“iya nih, engga bawa, memang kenapa? Jawabku
“bareng sama aku yuk, kebetulan aku bawa motor, tenang aja aku udah punya sim kok” jawab andi meyakinkanku
“tapi aku gak bawa helm” jawabku.
“itu sih gampang kebetulan aku bawa 2 helm” jawab andi
“ya udah tapi benar kan kamu udah punya sim?”
“iya gitaaa”
Aku pun pulang diantar oleh andi. Di perjalanan aku tidak berpegangan pada andi memegang jacket nya pun aku ragu. Tetapi sepertinya andi sengaja ngebut agar aku mau berpegangan padanya.
“gita pegangan yang kuat yaaa” teriak andi. Akhirnya apa mau dibuat karena andi mengendarai motor sangat kencang jadi aku terpaksa berpegangan padanya.
“nah gitu dong kalau naik motor tuh harus pegangan” teriak andi meledekku.
“ini juga terpaksa!!” jawabku marah
“iya iya maaf dehh” jawab andi
“udah udah konsentrasi sama jalannya!” bentakku
“siap boss!” jawab andi sambil menambah kecepatan motornya.
“gita pegangan yang kuat yaaa” teriak andi. Akhirnya apa mau dibuat karena andi mengendarai motor sangat kencang jadi aku terpaksa berpegangan padanya.
“nah gitu dong kalau naik motor tuh harus pegangan” teriak andi meledekku.
“ini juga terpaksa!!” jawabku marah
“iya iya maaf dehh” jawab andi
“udah udah konsentrasi sama jalannya!” bentakku
“siap boss!” jawab andi sambil menambah kecepatan motornya.
Sesampainya di depan komplek, aku langsung turun dari motor dan berlari tanpa mengucapkan satu kata pun. Aku sangat kesal padanya karena kejadian tadi, tapi kalau dipikir pikir kejadian tadi itu seru juga. Tapi tetap saja itu tidak baik bagi keselamatan kita berdua maupun pengguna jalan yang lain. Andi sempat memanggil manggil namaku beberapa kali tapi aku terus berlari. Dan andi pun mengejarku dengan moge nya.
“git git tunggu dong, maafin aku ya soal yang tadi?” ucap andi was was. Aku tetap membisu.
“ayolah git, maafin aku yahh pliiss” ucap andi pasrah sambil mengembangkan senyuman manisnnya
“itu tadi gak lucu di..” balasku
“iya aku tahu maafin aku yahh?” tanya andi
“yang kali ini aku maafin tapi lain kali ENGGAK!” jawabku tegas.
“iya iya aku janji” balas andi, seketika aku langsung berlari menjauh dari andi
“gitaaa balas sms ku yaaa” teriak andi dari kejauhan.
“git git tunggu dong, maafin aku ya soal yang tadi?” ucap andi was was. Aku tetap membisu.
“ayolah git, maafin aku yahh pliiss” ucap andi pasrah sambil mengembangkan senyuman manisnnya
“itu tadi gak lucu di..” balasku
“iya aku tahu maafin aku yahh?” tanya andi
“yang kali ini aku maafin tapi lain kali ENGGAK!” jawabku tegas.
“iya iya aku janji” balas andi, seketika aku langsung berlari menjauh dari andi
“gitaaa balas sms ku yaaa” teriak andi dari kejauhan.
Sesampainya di rumah benar saja andi mengirim sebuah pesan padaku.
“gita, soal yang tadi maaf ya tadinya aku Cuma pengen buat kamu seneng..”
“iya dimaafin”
“thanks ya aku janji deh ga bakal gitu lagi”
“ys”
“jangan marah dong, oh ya kamu lagi apa?”
“aku gak marah, aku lagi belajar dii. Kamu?”
“ohh sory yah kalau ganggu aku lagi belajar juga. Ya udah smsnya udah dulu yah”
“iya belajar yang bener :p”
“iya boss”
“ihh,”
“gita, soal yang tadi maaf ya tadinya aku Cuma pengen buat kamu seneng..”
“iya dimaafin”
“thanks ya aku janji deh ga bakal gitu lagi”
“ys”
“jangan marah dong, oh ya kamu lagi apa?”
“aku gak marah, aku lagi belajar dii. Kamu?”
“ohh sory yah kalau ganggu aku lagi belajar juga. Ya udah smsnya udah dulu yah”
“iya belajar yang bener :p”
“iya boss”
“ihh,”
Sekolahku dengan andi jaraknya tidak begitu jauh, akhirnya kami memutuskan untuk berangkat bersama. Tepat jam 6.30 pagi andi menjemputku di depan komplek, aku dan andi terpaut usia 1 tahun dia kelas XII sedangkan aku kelas XI. Sesampainya di depan komplek andi langsung menyapaku dan melemparkan senyum manis nya untukku.
“selamat pagi gita” sapanya dengan senyuman yang manis.
“selamat pagi juga andi” balasku sambil melempar senyum padanya.
“kamu udah siap Berangkat sekarang?” tanya andi
“udah siap sih, tapi jangan ngebut kaya kemaren ya..” jawabku
“iyaa, kan aku udah janji ga bakal ngebut lagi”
“ohh ya udah berangkat sekarang yuk takut kesiangan nih”
“yuk, jangan lupa pakai helm nya”
“iya bawell”
“selamat pagi gita” sapanya dengan senyuman yang manis.
“selamat pagi juga andi” balasku sambil melempar senyum padanya.
“kamu udah siap Berangkat sekarang?” tanya andi
“udah siap sih, tapi jangan ngebut kaya kemaren ya..” jawabku
“iyaa, kan aku udah janji ga bakal ngebut lagi”
“ohh ya udah berangkat sekarang yuk takut kesiangan nih”
“yuk, jangan lupa pakai helm nya”
“iya bawell”
Akhirnya kami pun berangkat, kali ini aku sudah tidak canggung lagi naik motor dengan andi. Di sepanjang jalan kami terus ngobrol. Saking asik nya ngobrol Sampai sampai kami melewatkan sekolah, setelah memutar balik andi mengantarku sampai di gerbang.
“kamu hati hati ya”
“iya kamu juga ya”
“belajar yang bener..”
“iya andiii, udah sana berangkat, nanti telat lho!”
“ya udah aku berangkat dulu ya, dadaaa”
“daa”
“kamu hati hati ya”
“iya kamu juga ya”
“belajar yang bener..”
“iya andiii, udah sana berangkat, nanti telat lho!”
“ya udah aku berangkat dulu ya, dadaaa”
“daa”
Sesampai nya di depan kelas sahabatku denty dan nia menanyakan soal andi.
“ciyee gitaa, dianter pacarnya” sahut denty
“iya nih enak banget kamu gitt” sambung nia
“bukan pacar Cuma temen” balasku
“aahh temen atau “temen” nih?” ledek nia
“udah lahh nanti aja aku ceritain, ngomong-ngomong kalian udah ngerjain pr belum? Kasih tau caranya dong tadi malem aku gak sempet ngerjain soalnya sms, ehhh..” ucapku keceplosan.
“wahh smsan sama cowok yang tadi yaa? Hayoo ngakuuu, eh ngomong ngomong itu bukannya andi ya murid di sma sebelah?” tanya denty penasaran
“iya hehe, iya dia andi anak sma sebelah, kok kamu tahu?” balasku bingung
“ya iyalah aku tahu dia itu kan anak basket yang super duper kecee” jawab denty
“ohh gitu aku malah gak tau kalau dia itu terkenal,” balasku
“ya udah deh gak usah dibahas nih lihat pr punyaku aja” jawab denty sambil memberikan bukunya padaku..
“ciyee gitaa, dianter pacarnya” sahut denty
“iya nih enak banget kamu gitt” sambung nia
“bukan pacar Cuma temen” balasku
“aahh temen atau “temen” nih?” ledek nia
“udah lahh nanti aja aku ceritain, ngomong-ngomong kalian udah ngerjain pr belum? Kasih tau caranya dong tadi malem aku gak sempet ngerjain soalnya sms, ehhh..” ucapku keceplosan.
“wahh smsan sama cowok yang tadi yaa? Hayoo ngakuuu, eh ngomong ngomong itu bukannya andi ya murid di sma sebelah?” tanya denty penasaran
“iya hehe, iya dia andi anak sma sebelah, kok kamu tahu?” balasku bingung
“ya iyalah aku tahu dia itu kan anak basket yang super duper kecee” jawab denty
“ohh gitu aku malah gak tau kalau dia itu terkenal,” balasku
“ya udah deh gak usah dibahas nih lihat pr punyaku aja” jawab denty sambil memberikan bukunya padaku..
Setelah denty memberitahu pr guru piket langsung menyuruh kami untuk masuk ke dalam kelas, karena sedang mati lampu jadi bel sekolah tidak berbunyi. Beberapa jam setelah pelajaran usai aku denty dan nia bergegas menuju kantin. Disana kami bertiga langsung memesan bakso nya mas parlin, ya dia adalah tukang bakso langganan kami. Sambil memakan bakso aku menceritakan semua tentang andi kepada denty dan nia..
“blablablabla, jadi gitu ceritanya” ucapku sambil menyuap bakso.
“ohh gitu toh jadi kamu kenal andi itu dari facebook, oohhh” jawab nia.
“oh ya git ngomong ngomong kamu udah sejauh mana hubungannya sama andi?” sambung denty.
“emm udah lumayan sih, tapi aku masih bingung sama dia, menurut kalian aku terima atau engga ya?” tanyaku ragu.
“gimana kalau kita ngetes andi, apakah dia bener bener cinta apa engga sama kamu gitt, gimana gimana setuju kan?” ucap nia dengan terburu buru
“boleh juga sih tapi ngetes nya gimana dan dengan cara apa?” jawabku bingung.
“emm gimana kalau aku pura pura nyamar sebagai laki laki yang suka juga sama kamu, terus ceritanya aku ngelabrak andi gitu” usul denty
“iya tuh gitt boleh juga tuh ide nya denty” balas nia
“iya iya boleh tuhh” jawabku.
“blablablabla, jadi gitu ceritanya” ucapku sambil menyuap bakso.
“ohh gitu toh jadi kamu kenal andi itu dari facebook, oohhh” jawab nia.
“oh ya git ngomong ngomong kamu udah sejauh mana hubungannya sama andi?” sambung denty.
“emm udah lumayan sih, tapi aku masih bingung sama dia, menurut kalian aku terima atau engga ya?” tanyaku ragu.
“gimana kalau kita ngetes andi, apakah dia bener bener cinta apa engga sama kamu gitt, gimana gimana setuju kan?” ucap nia dengan terburu buru
“boleh juga sih tapi ngetes nya gimana dan dengan cara apa?” jawabku bingung.
“emm gimana kalau aku pura pura nyamar sebagai laki laki yang suka juga sama kamu, terus ceritanya aku ngelabrak andi gitu” usul denty
“iya tuh gitt boleh juga tuh ide nya denty” balas nia
“iya iya boleh tuhh” jawabku.
Bel pulang sekolah telah berbunyi, aku denty dan nia langsung bergegas ke rumah ku untuk “mengetes” andi apakah dia bener benar cinta padaku. Sesampainya di rumah kebetulan ibu dan ayah sedang tidak di rumah jadi kami bertiga bebas melakukan apapun.
“ini andi?” awal mula aku mengetes nya
“iya ini siapa?” jawab andi
“lo ga perlu tau siapa gue, yang jelas lo jangan deketin gita lagi karena gita itu gebetan gua”
“lho siapa lo larang larang gue toh lo juga belum jadian kan sama gita bererti gua bebas dong deketin gita!” jawab andi sepertinya marah
“pokoknya kalau lo sampe nekat deketin gita abis lo sama gue!”
“bodo amat! Gua gak takut sama lo! Yang penting gita itu jadi milik gua!”
Setelah itu andi tiba tiba menelpon ke nomer yang kami gunakan untuk mengerjainya. Kringg lagu bruno mars greenade terdengar dari handphone ku. Kami ber tiga kebingungan harus bagaimana. Akhirnya denty yang menjawab telpon itu karena suara denty lah yang paling mirip dengan suara pria.
“heh lo! Lo jangan ngelarang larang gue deh buat deketin gita, gue cinta sama dia!” ucap andi marahh
“tapi gita itu gebetan gue!” jawab denty menirukan suara pria
“bodo amat! Yang penting lo jangan ganggu gita dan ga usah ngelarang gua untuk deketin gita lagi! Tutt..tutt…tutt..” jawab andi semakin memarah lalu mematikan telponnya.
“ini andi?” awal mula aku mengetes nya
“iya ini siapa?” jawab andi
“lo ga perlu tau siapa gue, yang jelas lo jangan deketin gita lagi karena gita itu gebetan gua”
“lho siapa lo larang larang gue toh lo juga belum jadian kan sama gita bererti gua bebas dong deketin gita!” jawab andi sepertinya marah
“pokoknya kalau lo sampe nekat deketin gita abis lo sama gue!”
“bodo amat! Gua gak takut sama lo! Yang penting gita itu jadi milik gua!”
Setelah itu andi tiba tiba menelpon ke nomer yang kami gunakan untuk mengerjainya. Kringg lagu bruno mars greenade terdengar dari handphone ku. Kami ber tiga kebingungan harus bagaimana. Akhirnya denty yang menjawab telpon itu karena suara denty lah yang paling mirip dengan suara pria.
“heh lo! Lo jangan ngelarang larang gue deh buat deketin gita, gue cinta sama dia!” ucap andi marahh
“tapi gita itu gebetan gue!” jawab denty menirukan suara pria
“bodo amat! Yang penting lo jangan ganggu gita dan ga usah ngelarang gua untuk deketin gita lagi! Tutt..tutt…tutt..” jawab andi semakin memarah lalu mematikan telponnya.
Sehabis kami mendengar semua itu aku semakin yakin untuk menerima andi. Dan kedua sahabatku pun sejutu. Akhirnya aku mengajak andi jalan nanti sore. Dan seperti biasa dia menjemputku di depan komplek. Kurang lebih jam 16.00 kami berangkat ke danau yang ada di daerah bogor. Di danau itu aku mengungkapkan cintaku pada andi.
“andi..” ucapku lirih. Andi langsung menoleh ke arahku sambil melemparkan senyum manisnya padaku.
“iya gitt?” jawab andi
“aaaku cinta sama kamu” jawabku secepat kilat
“apa git? Coba ulangi” jawab andi kaget
“aku cinta sama kamu dii” jawabku
“aku juga cinta sama kamu git. Jadi sekarang kita pacaran kan?” jawab andi sambil memegang tangan ku. Aku pun hanya mengangguk sambil mengatakan “iya” lalu andi langsung memelukku dengan erat.
“andiii, lepasiinnn!!” teriakku sambil mencubit pinggang andi
“awww, ehh maaf git kelepasan hehe” jawab andi sambil nyengir seperti kuda.
“andi..” ucapku lirih. Andi langsung menoleh ke arahku sambil melemparkan senyum manisnya padaku.
“iya gitt?” jawab andi
“aaaku cinta sama kamu” jawabku secepat kilat
“apa git? Coba ulangi” jawab andi kaget
“aku cinta sama kamu dii” jawabku
“aku juga cinta sama kamu git. Jadi sekarang kita pacaran kan?” jawab andi sambil memegang tangan ku. Aku pun hanya mengangguk sambil mengatakan “iya” lalu andi langsung memelukku dengan erat.
“andiii, lepasiinnn!!” teriakku sambil mencubit pinggang andi
“awww, ehh maaf git kelepasan hehe” jawab andi sambil nyengir seperti kuda.
Andi pun mengajakku berjalan jalan di sekeliling danau sambil merangkul ku. Kebetulan andi selalu membawa marker di kantong nya dia pun langsung menyuruh ku untuk mengulurkan tanganku.
“gitt, sini coba tanganmu” ucap andi sambil menuliskan tanggal jadian kami di telapak tangan ku tanggal 28-07-13.
“gitt, sini coba tanganmu” ucap andi sambil menuliskan tanggal jadian kami di telapak tangan ku tanggal 28-07-13.
Cerpen Karangan: Wulan Ayuningtias
0 komentar:
Posting Komentar